Minggu, 10 Agustus 2014

Kecerdasan Bukanlah Segalanya

KECERDASAN BUKANLAH SEGALANYA

Kecerdasan merupakan sebuah anugerah dari Tuhan yang wajib kita jadikan sesuatu yang bermanfaat, dengan kata lain sesuatu yang dapat dipergunakan dengan baik dan sesuai aturan main. Kecerdasan itu sendiri dapat diasah terus menerus hingga mencapai batas tertinggi. “Janganlah kita bersikap bodoh, supaya kita tidak dibodohi orang lain.” Kata-kata tersebut yang harus kita camkan. Karena dunia ini persaingan tidak akan pernah berakhir. Banyak orang di dunia yang mengelu-elukan menjadi seseorang yang cerdas, pandai, bahkan jenius. Keinginan seperti itu tidak lah salah ataupun dilarang. Bahkan sangat dibutuhkan, supaya kita dapat termotivasi untuk tetap terus maju dan menjadi yang terbaik.
Tetapi terkadang banyak orang yang kurang bijak dalam menanggapi kelebihan kecerdasan yang mereka punya, mereka cenderung bersifat menggurui dan sombong, bahkan bersikap semena-mena sesuai kemauan dia. Ini sangatlah salah. Sebuah kecerdasan lebih yang diberikan kepada setiap individu bukan untuk tujuan agar mereka dapat menguasai semua yang mereka mau, tetapi bertujuan agar kecerdasan, kepandaian, dan pengetahuan lebih tersebut dapat dibagikan kepada semua orang yang membutuhkan, bukan malah dijadikan sebuah alat untuk bersikap sebagai raja yang mengetahui segalanya, karena sesungguhnya hanya Tuhanlah yang maha mengetahui. Sesungguhnya orang yang seperti itu adalah orang-orang yang merugi, yang tidak bisa menggunakan anugrah sebaik-baiknya.
Lantas, bagaimana cara mengembangkan kecerdasan dan kreativitas? Untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang, bisa dengan melakukan tes IQ. Namun, IQ bukanlah segala-galanya. Kecerdasan seseorang bisa dioptimalkan melalui beberapa hal, antara lain:
1.      Pengembangan bahasa
Yang terpenting, sering-seringlah berdialog dengan orang lain ataupun saudara.
2.      Kemampuan dasar matematika
Dapat dikembangkan dengan mengenalkan konsep matematika sederhana.
3.      Kebutuhan ilmiah
4.      Suka mempelajari sesuatu yang baru

5.      Dsb.